Kita Berbeda Tetapi Tetap Satu
Sebuah Cerpen hasil kegiatan P5 di SMP Karya Budi Putussibau
Oleh: Benedikta Deanata, Kelas VIII B
Pagi yang
begitu cerah, sejuk dan tampak indah di mata, hati terasa senang dan gembira. Karena
hari ini adalah hari pertama Aurora masuk ke sekolah barunya, entah apa yang terpikir
didalam hati Aurora, rasa gelisah datang menghantui Aurora. Bagaimana tidak
gelisah, Aurora dilahirkan dari keluarga yang beragama Kristen Katolik, sedangkan
Aurora akan sekolah di tempat yang mayoritas beragama Islam.
"Apakah
aku bisa berteman dengan mereka?" Aurora berbicara di dalam hati, tak lama
kemudian terdengar suara panggilan dari sang ibu dengan nada yang keras!
"Aurora!!"
panggil ibu
Aurora pun
segera menghampiri ibunya, "Ada apa Ibu" ucap Aurora dengan wajah
yang kurang semangat.
"Aurora,
ayo kita berangkat, pak Dodi sudah nungguin tuh didepan" ucap ibu Aurora
sambil menatap wajah Aurora. Pak Dodi adalah supir pribadi keluarga Aurora.
Aurora dan
ibunya pun berangkat bersama pak Dodi menggunakan mobil. Ditengah perjalanan
mereka dikejutkan dengan kejadian yang membuat mereka takjub dan bangga. Ada
banyak Orang dengan latar belakang agama yang berbeda-beda bersama-sama
menolong korban yang terkena musibah kebakaran. Mereka tampak antusias dan
bersemangat dalam menolong korban kebakaran tersebut, dengan peci dan baju koko
sebagai ciri khas orang yang beragama Islam, dan kalung salib yang melekat di
dada sebagai ciri khas orang yang beragama Kristen.
Aurora
tidak membayangkan bahwa mereka sangat hidup rukun dan damai dalam sebuah
perbedaan, serta saling bekerja sama untuk menyelesaikan suatu masalah.
"Ternyata
perbedaan bukanlah sesuatu alasan bagi mereka untuk saling tolong-menolong
dalam keadaan susah maupun senang, semoga teman ku disekolah seperti itu"
ujar Aurora dalam hati.
Tak terasa
mobil yang mereka tumpangi telah sampai di sekolah, kemudian Aurora dan ibunya
turun dari mobil dan langsung menuju kantor penerimaan siswa baru SMA Al-Azhar.
Aurora pun terkejut melihat pemandangan yang sangat asing baginya. Ia melihat
para siswa siswi SMA Al-Azhar mayoritas menggunakan kerudung (jilbab) dan peci.
"Apakah
mereka bisa menerima ku?" ucap Aurora dalam hati sambil melamun.
"Aurora,
kenapa kamu melamun" ucap sang ibu sambil kebinggungan.
"Ngak
kok bu" jawab Aurora sambil tersenyum kecil.
Kemudian
Aurora pun menuju ke kelas, kebetulan Aurora masuk ke kelas XA karena nilai Aurora yang cukup tinggi di
atas siswa lain. Aurora lalu berjalan menuju kelas bersama pak Ilham. Pak Ilham
adalah guru sekaligus wali kelas Xa SMA Al-Azhar. Setelah Aurora masuk ke dalam
kelas bersama pak Ilham Ibu Aurora langsung pulang karena ada urusan yang harus
segera ia selesaikan.
Setelah
sampai di kelas, Pak Ilham memberitahukan bahwa di kelasnya kedatangan murid
baru. Pak Ilham pun mempersilahkan Aurora untuk memperkenalkan dirinya. Dengan
rasa malu, Aurora pun memperkenalkan dirinya
"Perkenalkan
nama saya: Aurora Evren Nauren
Tanggal
lahir saya, 29 November 2007 dan saya asli orang Jakarta
Agama
saya........”
Aurora
terdiam sejenak sambil menarik napas yang Panjang.
"Kristen"
ucap Aurora sambil menundukan kepala.
Dengan
seketika seisi kelas pun terdiam. Setelah memperkenalkan dirinya, Aurora
dipersilahkan untuk duduk oleh pak Ilham. Aurora langsung menuju tempat
duduknya. Kemudian pak Ilham menyampaikan sebuah pesan kepada murinya:
"Jangan
jadikan sebuah perbedaan sebagai tembok besar untuk menghalangi kita dalam
membangun sebuah persatuan". Ucap Pak Ilham dengan wajah yang tersenyum
serius.
Setelah Pak
Ilham berpesan kepada murid-muridnya, Pak Ilham pun pamit dan langsung
meninggalkan kelas.
"Hai
Aurora" panggil teman barunya dengan wajah yang tersenyum.
" Iya
Kenapa?" ucap Aurora dengan wajah yang masih merasa asing.
"Sekarang
mata pelajaran nya Mtk" ucap teman nya sambil tersenyum melihat kea rah
Aurora.
"Ohh iya,
terima kasih ya sudah memberitahu saya" ucap Aurora sambil tersenyum
kecil.
"Ohh
iya, siapa namamu" ucap Aurora sambil tersenyum.
"Namaku
Angga" ucap Angga teman barunya sambil yersenyum kecil.
Tak lama
kemudian, Bu Guru Matematika pun datang dan menyapa mereka, sambil bertanya : "Kamu
murid baru?" ucapnya kepada Aurora lalu tersenyum.
"Iya
bu" jawab Aurora dengan gugup.
"Ohh,
nama kamu siapa? “tanya bu guru "Aurora Bu" jawab Aurora dengan
tersenyum. Kemudian Bu Guru memperkenalkan dirinya kepada Aurora
"Perkenalkan
nama saya Bu Dwi, saya guru mata pelajaran Matematika" ucap Bu Dwi dengan
wajah yang tersenyum melihat kearah Aurora.
Setelah
memperkenalkan dirinya Bu Dwi melanjutkan untuk menjelaskan mata pelajaran nya.
Tak terasa dua mata pelajaran telah dilalui, bel istirahat pun berbunyi. Aurora
dan murid-murid lainnya pun keluar kelas. Aurora dipanggil oleh Angga teman
barunya
"Aurora
kamu mau kemana?" tanya Angga sambil menatap Aurora.
"Aku
mau ke kantin" jawab Aurora dengan wajah yang masih malu-malu.
"Kita
ke kantin bareng yuk" ajak Angga sambil tersenyum.
"Apa
kamu nggak malu ke kantin bareng aku?" ucap Aurora dengan wajah yang malu.
"Kenapa
mesti malu? toh Islam mengajarkan agar kita selalu hidup rukun, kenapa harus
malu?" ucap Angga meyakinkan Aurora.
Aurora pun
terdiam. “ahh sudahlah tidak usah dipikirkan” Ucap Aurora dala hati. Akhirnya
mereka pun pergi menuju kantin. Tak sengaja ditengah perjalanan ke kantin,
Aurora bersenggolan dengan seseorang.
Praaaaaaaakkkkk……....
Buku orang
yang Aurora tabrak pun terjatuh. Dengan spontan Aurora membereskan bukunya dan
orang yang Aurora tabrak pun turut membereskan bukunya. Aurora terkejut karena
ia menabrak seorang kakak kelas. Dengan rasa bersalah Aurora pun memberikan
bukunya sambil berkata "Maaf kak, aku tidak sengaja" ucap Aurora
sambil tertunduk malu.
Perempuan
itu hanya tersenyum sambil berkata "Iya ngak apa-apa, lain kali hati-hati
ya". Kemudian ia pun pergi. Sesampainya di kantin Aurora dan Angga
menyantap makanan yang mereka pesan. Aurora menikmati makanannya sambil
memikirkan kakak kelas yang ia tabrak tadi.
"Darr…..."
ucap Angga mengagetkan Aurora.
"Kamu
kenapa?" Tanya angga dengan wajah penasaran.
"Ngak
ada apa-apa kok" ucap Aurora dengan wajah yang kesal.
Setelah
selesai makan, mereka memutuskan untuk kembali namun Angga meminta izin kepada
Aurora untuk pergi sebentar.
"Hei
Aurora aku pergi sebentar ya" ucap Angga sambil tersenyum.
"Yaudah
deh Ngak apa-apa" ucap Aurora dengan wajah yang sedikit kesal.
Aurora pun
akhirnya menuju ke kelas sendirian, walaupun dalam hati nya yang masih kesal.
“Yah gapapa
lah aku berangkat ke kelas sendirian,mungkin ia sedang di toilet” ucap Aurora
dalam hati. Tak sengaja ketika Aurora hendak ke kelasnya, Aurora melihat sepatu
Angga yang berada di rak sepatu Mushola. Kebetulan kelas mereka tidak terlalu
jauh dengan Mushola.
"Lebih
baik aku bareng aja sama Angga" ucap Aurora dalam hati. Saat Aurora sedang
menunggu Angga selesai beribadah, ia melihat ada seorang anak yang baru keluar
dari perpustakaan, anak itu terlihat kesusahan karena buku yang ia bawa sangat
banyak. Aurora pun menghampiri anak itu dan menawarkan bantuan
"Aku
bantu ya" ucap Aurora ke anak itu sambil tersenyum.
"Ohh
iya, terimakasih" ucap anak itu sambil tersenyum.
"Kayaknya
aku ga pernah liat kamu deh sebelumnya" ucap anak itu dengan wajah yang
kebinggungan.
"Siapa
namamu" ucap anak itu.
"Iya,
aku anak pindahan baru disekolah ini" jawab Aurora sambil tersenyum.
"Namaku
Aurora, kalau kamu?" ucap Aurora.
"Salam
kenal ya Aurora, namaku Aulia" kata Aulia tersenyum ramah.
"Salam
kenal juga Aulia" ucap Aurora sambil tersenyum.
Mereka
akhirnya sampai ke tempat tujuannya, Aurora dan Aulia meletakkan buku yang ia
bawa sebelumnya dimeja guru.
"Terimakasih
ya Aurora" ucap Aulia sambil tersenyun lebar.
"Sama-sama
Aulia" ucap Aurora sambil tersenyum.
Setelah itu
Aurora kembali ketempat Angga, ternyata Angga sudah selesai menjalankan
ibadahnya.
"Sudah
selesai ngga?" tanya Aurora kepada Angga.
"Sudah
nih, kamu darimana?" ucap Angga dengan wajah yang binggung.
"Aku
tadi bantuin Aulia, dia kelihatan kesusahan pas bawa buku tadi jadi ya saya
bantu deh" ucap Aurora dengan wajah yang ceria.
"Ohh
iya, yuk kita ke kelas" ucap Angga.
"Yukkk"
ucap Aurora sambil tersenyum.
Mereka
kembali ke kelas dan memulai pembelajaran nya, pada saat dikelas mereka
mempelajari pelajaran Mtk. Ada salah satu murid yang tidak paham materi
MTK,lalu Aurora pun menghampirinya. Ternyata anak tersebut adalah Azizah,
tetangganya Aurora. Aurora membantu Azizah, akhirnya Azizah mengerti tentang
materi tersebut.
Setelah dua
jam pembelajaran mereka pun akan pulang, sebelum mereka pulang guru memberi
muridnya Pr kelompok. Azizah memutuskan untuk mengerjakan nya bersama Aurora,
Aurora pun setuju dengan penawaran Azizah.
"Aurora,
nanti kerjain pr nya dirumah aku atau dirumah kamu?" tanya Azizah dengan
serius.
"Dirumah
kamu aja Aulia" jawab Aurora sambil tersenyum.
"Ohh
yaudah, nanti jam 14:30 ya" ucap Azizah sambil tersenyum.
Bel pulang
pun berbunyi, murid-murid bergegas mengemas barang-barang mereka dan pulang.
Aurora yang melihat pak Dodi diluar gerbang langsung menemui pak Dodi. Setelah
itu mereka pun pulang ke rumah.
Sesampainya
dirumah Aurora bersiap untuk pergi ke rumah Aulia untuk mengerjakan tugas yang
diberikan gurunya, saat sudah sampai dirumah Aulia mereka pun memulai
mengerjakan tugas yang diberikan gurunya, tetapi tak lama kemudian Aulia
meminta izin kepada Aurora.
"Aurora,
aku Sholat dulu sebentar ya" ucap Aulia sambil tersenyum.
"Hah?
kok gitu sih tugasnya kan mau dikumpulin besok" ucap Aurora dengan nada
yang kesal.
"Iya
tau, tapi kan aku mau Sholat sebentar" ucap Aulia dengan melantangkan
suara nya.
Tak lama
kemudian ibu Aulia pun dating menghampiri Aulia dan Aurora.
"Aulia,
kok malah berantem kamu ngak sholat?" ucap ibu Aulia sambil tersenyum.
Setelah itu ibu Aulia pun memanggil Aurora dan Aulia.
"Aulia,
Aurora sini sebentar" panggil ibu Aulia dengan serius.
"Aurora,
di dunia ini ada banyak sekali agama, kamu harus menghargai dan menghormati
agama yang lainnya karena tidak semua cara berdoa sama seperti agamamu"
ucap ibu Aulia sambil mengelus rambut Aurora.
Aurora yang
mendengarnya pun menundukkan kepalanya ia merasa bersalah dan meminta maaf.
"Maaf
ya Aulia, maaf ya tante aku ga bermaksud buat ngelarang Aulia Sholat tapi aku
khawatir kalau tugasnya gabisa dikumpulin besok" ucap Aurora dengan rasa
bersalah.
"Iya,
Aulia kan Sholatnya ga lama, jadi kalian masih sempat ngelanjutin nya setelah
Aulia selesai Sholat" ucap ibu
Aulia sambil tersenyum.
Akhirnya
Aulia pun sholat, setelah itu mereka melanjutkan tugas yang diberikan gurunya,
Aurora meminta maaf kepada Aulia.
"Sekali
lagi maaf ya Aulia, aku ngak bermaksud sama sekali" ucap Aurora sedikit
menundukkan kepalanya.
"Iya
Aurora, lain kali kamu harus menghargai agama lain, karena di Indonesia
memiliki banyak sekali agama yang berbeda-beda" ucap Aulia tersenyum.
"Iya
Aulia" ucap Aurora tersenyum kecil.
Setelah
kejadian itu akhirnya Aurora dan Aulia menjadi sahabat yang baik.
TAMAT