-800x800.jpg)
Mengatasi Bully; Kisah Valen
(Angelina Evelyn, Kelas VIII C)
Seorang
anak SMP bernama Valene. Dia berusia 13 tahun. Dia adalah anak yang ceria, baik
hati, dan suka menolong. Sayangnya, dia sering dibully di sekolahnya karena
faktor fisik, dan tidak ada yang mau berteman dengannya. Tetapi Valene memiliki
dua orang teman bernama Leni dan Veni. Mereka berdua juga memiliki kekurangan.
Mereka sekolah di SMP Negeri 05 Jakarta. Valene juga sangat pintar dalam
pelajaran matematika dan selalu dipuji oleh guru. Namun, ada satu orang yang
sangat dibenci oleh Valene, yaitu Dila.
Pada
hari Sabtu, adalah hari terburuk bagi Valene. Dia dibully habis-habisan oleh
Dila. Kejadiannya, Valene melihat Dila terjatuh di tangga. Mereka saling merasa
kasihan. Valene mencoba mengangkat Dila meskipun kakinya sakit. Kemudian, tanpa
berpikir panjang, Dila langsung mendorong Valene dan dia terjatuh karena
tergelincir. Sementara itu, Leni dan Veni sedang mencari Valene karena biasanya
dia mendatangi mereka berdua untuk pergi ke kantin bersama. Saat mereka turun
tangga dan melihat Valene dikerumuni oleh geng Dila dan dibully habis-habisan,
Leni sangat marah kepada Dila dan berkata, "Dila… Cukup!!! Tidak
sepantasnya kamu memperlakukan Valene seperti ini." Leni dan Veni bergegas
menolong Valene yang sudah terbaring lemas di lantai. Tanpa rasa bersalah, Dila
tidak meminta maaf malah tertawa. Setelah menolong Valene, mereka langsung
melapor ke guru.
Tidak
lama kemudian, Dila dipanggil ke ruang guru dan dimintai keterangan tentang
kejadian tadi. Dila membalikkan fakta, dia mengatakan, "Pak, saya yang
didorong oleh Valene sampai saya jatuh dari tangga," sambil memasang wajah
sedih. Tidak lama setelah itu, Valene dipanggil ke kantor untuk dimintai
keterangan. Valene datang bersama Leni dan Veni. Valene bercerita tentang
kejadian yang sebenarnya. Di tengah cerita Valene, Dila memotong pembicaraannya
dan menuduh bahwa yang diceritakan Valene itu bohong. Mendengar itu, Veni dan
Leni langsung mengatakan, "yang dikatakan Dila itu salah, Pak. Kami berdua
yang melihat langsung Valene di-bully oleh Dila dan gengnya. Jika Bapak tidak
percaya, Bapak bisa cek CCTV untuk membuktikan kejadian yang sebenarnya.” Dila
yang bersalah, Pak.
Dila
diminta untuk meminta maaf, jika tidak orang tuanya akan dipanggil. Tidak lama
setelah itu, lonceng berbunyi dan guru mengadakan rapat dadakan. Anak murid
disuruh pulang lebih awal. Karena pulang lebih awal, Dila meminta maaf keesokan
harinya. Keesokan harinya, Dila mendatangi Valene untuk meminta maaf atas
kejadian sebelumnya. Mereka bertemu di kantin dan Valene memaafkannya dengan
wajah yang ceria. Karena dia menganggap bahwa manusia bisa berubah.
Valene
pun bertanya kepada ayahnya, "Yah, kenapa aku berbeda dengan yang
lain?" Ayah pun menjawab, "Maaf ya nak, ayah belum bisa menjagamu
dengan baik. Jadi kejadiannya itu pada tahun 2013. Ayah, ibu, dan kamu pulang
kampung. Dan di perjalanan, ayah tiba-tiba mengantuk, ayah lupa membeli kopi
sebelum berangkat. Mobil-mobil juga dalam keadaan laju. Setelah beberapa menit,
tiba-tiba ada truk dari arah yang berlawanan mengalami rem blong. Beberapa saat
kemudian terjadilah tabrakan. Pada saat itu, kakimu tertimpa mobil, sedangkan
ayah dan ibu pingsan di dalam mobil dan langsung ditarik ke rumah sakit oleh
warga. Pada saat di rumah sakit, kita semua langsung dibawa ke ruang ICU. Puji
Tuhan, beberapa saat kemudian ayah dan ibu sudah sadar."
Sementara
itu, Valene belum keluar dari ruangan ICU. Ibu dan ayah terus berdoa untuk
keselamatan Valene. Perasaan cemas dan panik bahkan ibu Valene hampir pingsan.
Setelah sekitar 30 menit, dokter keluar dari ruangan dan berkata, "Maaf
Bapak-Ibu, kaki Valene patah akibat tertimpa sesuatu yang besar. Kami
menyarankan bahwa Valene lebih baik menggunakan kaki palsu daripada dia
menggunakan kursi roda." Ayah dan ibu Valene menjawab, "Iya, pakai
saja Pak, demi kebaikan Valene." Valene berkata, "Oh, gitu ya ayah."
Sekarang,
Dila dan gengnya sudah berubah. Mereka mau berteman dengan aku akibat dari
kejadian kemarin. Dila sadar bahwa perbuatannya itu tidak baik.
The
End.
“Semua
manusia itu sama. Jangan melihat orang dari luar saja,
tetapi
lihatlah sifat dan karakternya.”